pada waktu, aku menunggu
pada waktu aku menunggu- |
Terima kasih untuk semuanya, kamu tahu mencintaimu bukan tindakan yang aku rencanakan, semua terjadi begitu saja, jadi maafkan ketidak sengajaanku kali ini. Tentang betapa teguhnya aku ingin menjaga persaanku meskipun seseorang beberapa kali mencoba menerobos masuk dengan paksa, aku mulai merasakan titik lelah mencari cinta, jadi bersedia saja jika aku tetap mencintaimu, sebab bahagiaku masih berada disana. Tak perduli kamu masih menunggu atau sudah berpaling saat ini
Kamu bertanya “kamu tidak lelah menunggu?”, jawabku kembali
bertanya “apa berlari menjauh tidak lebih melelahkan?.” Kamupun membisu.
Aku tidak pernah melarangmu pergi, jadi jangan coba-coba
melarangku untuk tetap tinggal, ini pilihanku, dan aku yakin Pilihanku tak pernah salah.
Kamu harus tau tidak ada yang salah dari menunggu, aku
melakukannya karena aku rela, jika aku sudah berhenti, itu berarti aku sudah
lelah. Jadi kamu bebas berlari dan akupun bebas menanti.
Bagaimanapun kamu mencoba berlalu, aku masih saja berada tepat
selangkah dibelakangmu, menyengaja mataku menatap langkahmu yang mulai
menyelaraskan langkahnya, kuharap kamupun masih percaya, aku ada untukmu disini dengan doa, aku percaya tidak ada yang harus diragukan dari kekuatan
doa.
Malam itu aku marah karena keputusanmu meninggalkan dengan
iming-iming ucapan “kalo jodoh nanti kita pasti ketemu.” aku tidak bisa
berhenti mengatakan “bagaimana jika kamu tidak kembali?”, kamu mengelakku
dengan jawaban “Bagaimana jika aku kembali?”. Seketika aku diam, membiarkan percakapan
kita kembali membisu, dan lagi itu artinya kamu memintaku memasrahkan segalanya
pada waktu, bukankah begitu?. Dia (waktu) entah akan menjadikan dirimu pemenang
dengan keraguanmu, atau aku dengan keyakinanku. Kita hanya perlu menunggu dan
kemudian menyaksikan,
aku
-Selamat malam
0 Comments