Aku tahu hal bodoh yang masih kulakukan saat ini adalah mengaharapkan sesuatu terlalu lebih. Dan terlalu memaksakan sesuatu yang tidak bisa dipaksa, semestinya...
But here, I'll try to make you back, ketika aku baik-baik saja tanpa sebuah sapaan, ketika aku baik-baik saja tanpa pertanyaan "kamu lagi ngapain." dan lain sebagainya.
Hidupku baik-baik saja Sebelum bertemu denganmu, dan hidupku akan baik-baik saja ketika aku sudah melepasmu
Apalagi setelah aku memutuskan untuk menjadikanmu orang yang kucinta selanjutnya, yang harus kamu tau, aku tidak pernah main-main terhadap sesuatu yang sudah aku jalani, ketika aku berani berjanji setia, akan ku buktikan mati-matian kepadanya, ketika aku berani berucap dialah satu-satunya, aku siap untuk tidak tertarik kepada yang lainnya. Seperti itu aku memegang teguh peranku.
Apa kabar denganmu, maukah kamu menjadi seperti itu?
Terlebih untukku
semakin jauh kakimu melangkah, akan semakin banyak kamu tersandung namun akan semakin banyak juga cara untukmu bangkit dari jatuh-jatuh sebelumnya
kali ini aku akan membahas jatuh dan bangunnya kehidupan, kalian pasti pernah merasakan lelahnya kehidupan bukan?
masa saat ketidak adilan tuhan menyapa kita
masa saat kamu kehilangan harapan
masa saat kamu dipermalukan
masa saat kamu kehilangan kepercayaan
masa saat kamu merasa asing dan terabaikan
semua pasti pernah mengalami, yang membedakan adalah bagaimana cara kita menyikapi masalah tersebut. Ada yang menangis, ada yang memilih terus survive dan terus berusaha menjalaninya, ada yang akan menyalahkan semesta, bahkan ada orang yang akan ikut tenggelam dalam masalah itu.
Yang aku tahu saat itu kalian akan terdiam, kaki kalian akan lemas seketika seakan tidak kuat untuk berdiri, menangis sampai dada kalian sesak napas, pundak kalian sudah rapuh, tangan lemas, mulutpun takbisa berkata lagi dan putus asa hampir berhasil merangkul hati kalian, membayangkan bagaimana jika itu akan membuat masa depan kalian tidak sesuai pengharapan.
sungguh sakit bila diutarakan
namun dari semua itu, ingat!
Masalah yang timbul pasti akan ada jalan keluarnya, tuhan memberikan cobaan kepada kita sebagai penguji iman kita, dan tidak akan keluar dari batas kemampuan kita. Jika kalian bilang "Bicara emang gampang, ngelakuinnya yang susah" , coba lihat dari sisi yang berbeda "Tindakan tidak akan terencana tanpa ucapan" jadi mulai sekarang cobalah positive thinking dalam hal apapun, terkadang positif thinking tidak bisa menyelesaikan masalah, apalagi negatif thinking?
belajar tabah, belajar menerima, dan belajar ikhlas ,semua pasti bias dilalui
SEMANGAT!!!
dari sini mulailah tersenyum atas cobaan seberat apapun yang kalian pikul, percayalah ada kebahagiaan menantimu setelah masalah ini berhasil kamu usir tuntas. buat takdir itu malu karena sudah tidak adil pada orang sekuat kamu.
Dan semangat menjalani hari, enjoy every moments, and I believe you can Do that
-with love :)
Ada perasaan datang yang menuntun untukku membuka kedua mata, Untuk kesekian kali aku benar-benar ingin berhenti dalam perjalanan mencari-cari dimana sesungguhnya cerminan diriku berada.
Pertama kali melihat dirimu hadir, rasa hati ini ingin miliki dirimu, tenang menyapa, halus berkata, aku sungguh ingin memilikimu, beberapa bulan terasa indah kedekatan diantara kita mulai bermakna, dering darimu membuatku begitu bersemangat mengawali pagi, hari-hari berganti dan kini cintapun hadir, aku melihatmu sebagai lelaki yang akan bisa membuatku lupa akan luka, rasa ini semakin tak tertahan , perasaan ini semakin tak karuan, aku sudah mulai merasa bahwa kamu hanya boleh kumiliki, dan itu karena aku sudah mencintaimu.
Jika kamu menanyakan bagaimana perasaanku datang, itu karenamu, semua ke-akuanmu , semua yang ada padamu, membuatku tak ragu untuk mencintaimu dan mengira bahwa kamu juga akan mencintaku.
Bagaimana perasaanmu kepadaku?
Aku berani menanyakan kedekatan kita yang sudah kuanggap cinta.
aku tertunduk mendengar jawaban yang kamu ucap tanpa ragu "aku tidak mencintaimu"
kakiku memaksa berlutut saat itu, tak tahan menahan perasasaan yang di tolak sia-sia, mataku terpejam menahan air mata yang sudah tak terbendung, mulutku pun sudah tidak bisa berkata apapun, dan aku hanya bisa diam mendengar bahwa kamu tidak mencintaiku
Dari semua yang sudah kita lalui aku mendapatkan kenyataan bahwa ini hanya kekeliruan rasa yang kubuat sendiri.
Bagaimana bisa aku salah kira
Bagaimana bisa aku salah menganggap semuanya
Bagaimana bisa hanya aku yang rasa
Ternyata aku salah menerima semuanya.
Satu hal terakhir. kalau memang ini salah, tolong jelaskan perasaan apa yang kini semesta hadirkan untukku. benarkah ini hanya untukku sendiri? tak adakah sisa untukmu merasakannya juga?
aku adalah gadis berusia 18 tahun, sedang ingin bersuara tentang apapun yang ingin aku tulis
detik senja dikota Malang pukul 17.45 mengajakku bersendawa dengan semesta, aku merasa tidak patut berada didunia, karena mungkin beban yang seharusnya mudah kuanggap tak biasa.
duduk dipelataran Cafepustaka kampus, menginginkan ketenangan agar bershabat dengan kami, kami adalah segepoh iri, dengki, sesal, amarah keluhan, acuhan, umpatan yang menyatu dalam otak seorang pecandu dosa. Merenungi nasib yang inginku caci maki, merenungi takdir yang lebih ingin ku buat sendiri, aku ingin marah pada tuhan yang tidak terlihat, benarkah aku begini karena kamu mencintai ku(hambamu) ini
tak mungkin langsung terjawab.
Tetuaku sudah tak jemu memberiku dakwah, sebayaku pun mungkin lelah bahunya selalu kusewa untuk berduka, merasa tak adil dengan semesta, siapakah yang patut aku jadikan tersangka?
Diriku kah? yang setiap geraknya adalah takdir sang kuasa, atau...
Tuhankah? yang selalu benar menurut kita
bagaimana bisa, aku bingung harus menulis apa
Semesta bilang tuhan tidak pernah salah menggariskan rencana, lalu ketika merasa salah dengan rencananya, bolehkan kita merasa murka?
jika kalian merasa itu durhaka, tapi tidak berlaku untukku.
aku, yang setiap harinya selalu mengeluhkan takdir-takdir yang kubuat rumit sendiri, aku sering merasa bahwa tuhanpun tidak bisa adil pada setiap manusia-Nya, bagaimana bisa begitu?
Lalu lama aku merenung dengan rekah bahagia yang tidak suka menyentuh ku, hingga pada suatu jam aku melihat semesta ku yang lebih merasa tidak adil, semesta ku yang lebih merasa tidak dihargai. Aku melihatnya lebih menderita, namun dia masih bisa dia sogohkan tipu tawa kepada awak lainnya. begitu malu aku seketika
ternyata aku lupa menunduk, aku hanya sibuk melihat dengki dan sibuk mendewakan diri.
YATUHAN AKU BERDOSA.