kita ini apa?
jadi selama ini apa?
aku tidak tahu ini
bagaimana, aku dan kamu ini aneh, setiap hari bertukar sapa tanpa ada makna,
Kita adalah sepasang perasaan yang liar, tumbuh begitu saja tak perlu dekat, tak perlu tempat untuk
menetap. Memaksa hadir meski tak pernah tampak di depan mata. ahh cinta, memang
sebercanda itu, jatuh kapan saja. Aku pikir kamu sedang merasakannya, dan
karena itu aku bertanya tentang kita.
kamu ingat bagaimana
cara kita bertemu?, cukup menggelitik ditelinga, tapi aku percaya takdir tuhan
pasti berencana, dan aku percaya rencananya kali ini. Aku bertanya lagi, kita
ini siapa ? dua orang asing yang
mengumpulkan banyak kata namun tak bisa merangkainya, kita ini apa? dua orang
yang terlalu jauh untuk mendekat. Kita ingin saling menjemput, tapi barangkali
kita hanya takut, apakah perasaan ini benar-benar ada atau seperti katamu, ini
semua hanya sebatas anganku yang ingin berdua? atau kesalahan rasaku yang
dipaksa?, ah mungkinkan ini hanya fikiranku, apa mungkin ini hanya aku yang
rasa, apa hanya aku yang menginginkan sebuah temu, apa hanya aku yang
menginginkan sebuah pengakuan, apa disini hanya aku yang terlalu jatuh? bisakah
kamu menjawab semua pertanyaan itu?.
Aku terlalu bermain
dalam ekspektasiku sendiri dan lagi-lagi
aku lupa, ternyata disini hanya aku.
Kau tak perlu
mencemaskan apa-apa tentang kedekatan kita, sebelum kamu, aku sudah banyak
mengorbankan banyak pertemuan-pertemuan yang salah, mengorbankan hati sendiri
di tempat yang salah, merasa nyaman pada seseorang yang salah. Begitu jauh
perjalananku menemukanmu dan ketika kita sedekat ini, jangan beri pertanyaan
dengan prasangka-prasangka yang akan
membuat khawatir dirimu sendiri. Aku takut, ternyata aku bukanlah
jawaban-jawaban dari pertanyaanmu.
Aku mungkin tak pernah
bisa memastikan kita
Aku mungkin tak pernah
bisa menemukan semua jawaban dari banyak pertanyaanmu
Jadi bagaimana?
apakah kamu bersedia
membuat semua menjadi adil, buatlah jika disini bukan aku saja yang perasa,
terlebih kamu, bisakah kamu buat tidak hanya aku yang berharap, bisakah kamu
menuntun langkahku yang lebih dulu menyukaimu dan menyelaraskannya?
Karena tidak peduli
sekeras apapun aku menentang, tetap kamu satu-satunya yang aku inginkan
Karena cukup adil
bagiku, kalau kau adalah satu-satunya yang kuminta pada semesta agar pertemuan
ini tidak bercanda.
Jika tidak
Jangan biarkan aku jatuh ke tempat yang salah lagi, dengan segala hormat, kupersilahkan kamu pergi dengan segala urungan niat yang sudah kubuat
selamat malam, semoga
yang diharap segera terdekap.